Kamis, 27 September 2012

ElectroStatic Precipitator

ElectroStatic Precipitator (ESP) ElectroStatic Precipitator (ESP) ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%). Salah satu komponen terpenting dalam proses produksi di Pabrik Gula dan PLTU adalah boiler. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk memanaskan air, sehingga menghasilkan uap yang nantinya akan digunakan untuk proses selanjutnya. Pada PLTU, uap ini digunakan untuk memutar turbin uap sebagai penggerak generator.Untuk melakukan kerjanya, boiler membutuhkan adanya panas yang digunakan untuk memanaskan air. Panas ini disuplai dari bagian yang disebut dengan ruang bakar atau furnace, dimana pada ruang bakar ini dilengkapi dengan alat pembakaran atau burner. Hasil pembakaran di ruang bakar tersebut mengandung banyak debu mengingat bahan bakar yang digunakan adalah batubara, dan debu tersebut akan terbawa bersama gas buang menuju cerobong. Sebelum gas buang tersebut keluar melalui cerobong, maka gas buang tersebut akan melewati kisi-kisi suatu electrostatic precipitator (ESP). Cara Kerja ElectroStatic Precipitator Cara kerja dari electro static precipitator (ESP) adalah (1) melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-). (2) Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate), lihat gambar 4. Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper), lihat gambar 1 dan 2, dan ditransport (dipindahkan) ke flyash silo dengan cara di vakum atau dihembuskan. Proses Pembentukan Medan Listrik Proses pembentukan medan listrik; (1) Terdapat dua jenis electrode, yaitu discharge electrode yang bermuatan negatif dan collector plate electrode bermuatan positif. (2) Discharge electrode diletakkan diantara collector plate pada jarak tertentu (memiliki jarak antara discharge electrode dengan collector plate). (3) Discharge electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan muatan minus (lihat gambar 3), pada level tegangan antara 55 – 75 KvDC (sumber listrik awalnya adalah 380 volt AC, kemudian dinaikkan oleh transformer menjadi sekitar 55 – 75 Kv dan dirubah menjadi listrik DC oleh rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja). (4) collector plate ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif. (5) Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC maka medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai electrode tersebut dan partikel-partikel debu akan tertarik pada pelat-pelat tersebut, Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap. Electrostatic precipitator merupakan salah satu cara agar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ataupun industri lainnya yang berpotensi menghasilkan limbah debu menjadi ramah lingkungan, setidaknya dapat mengurangi kandungan polutan yang dibuang melalui cerobong. )*sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/electrostatic-precipitator.html

Rabu, 19 September 2012

Alat-Alat Preparasi

Kami dapat memproduksi dan mensupply peralatan untuk preparasi pertambangan batu bara, nikel, pasir besi, emas, perak dan semua mineral hasil tambang untuk kebutuhan laboratorium preparasi pertambangan serta alat uji laboratorium teknik sipil.

Alat-Alat Pertambangan yang kami produksi :

-MAGNETIC SEPARATOR ( WET/ DRY) 
-PRESS PELLET MACHINE ( HERZOG Model) 
-JAW CRUSHER
-SINGLE ROLL CRUSHER
-DOUBLE ROLL CRUSHER
-ROTARY SAMPLE DEVIDER
-LAB. TYPE JAW CRUSHER
-HAMMER MILL
-RAYMOND MILL
-HARD GROOVE GRINDABILITY
-HOT PLATE
-DRYING SHEED
-LAB. PULVARIZER ( PNEUMATIC) 
-LAB. PULVARIZER MANUAL
-CUTTING MACHINE
-GRINDING MILL
-BALL MILL
-SHAKING TABLE
-DISC. PULVERIZER
-ROTAP SIEVE SHAKER
-BIG DRYING OVEN
-TUMBLER TEST
-DUST COLLECTOR
-V TYPE MIXER
-OVEN ROTARY
-SQUARE PAN PREPARASI ( LOYANG PREPARASI) 
-RIPPLE MILL
-ALAT LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
-DAN KEBUTUHAN ALAT-ALAT LAINNYA( sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan klien) 

ALAT-ALAT PREPARASI NIKEL




ALAT-ALAT PREPARASI BATUBARA






Jumat, 07 September 2012

POLYMER

SEKILAS POLYMUD

Fungsi dan Kegunaan Polymud


Dalam pembuatan bored pile yang rawan longsor, sering kali air lumpur tidak bisa diandalkan dan harus memakai POLYMER untuk membantu stabilitas lubang bor tersebut dari potensi longsor terutama saat concretting. Polymer sering digunakan pada pengebiran tiang panjang pada tanah yang rawan longsor, seperti pasir yang relative lepas dan jenuh air. Sering kali secara tradissional seperti peninggian permukaan air dalam lubang bor dengan tujuan memberikan tahanan hydrostatic head tidak berhasil untuk menahan longsoran. Akibatnya, integritas tiang bor yang dibuat dengan mud slurry sering dipertanyakan terutama potensi defect akibat necking, mud trap, soft toe dan sebagainya. Juga overbreak beton seringkali menjadi sangat besar dan merugikan pihak kontraktor.


Keuntungan teknis penggunaan polymer :
  1. Stabilitas lubang bor lebih terjaga dari kemungkinan longsor, sehingga overbreak beton lebih terkontrol dan mutu integritas tiang lebih homogen. Perbedaan stiffnes tiang terutama dalam menahan gaya aksial juga akan lebih terjaga.
  2. Viscositas dan berat jenis polymer yang lebih tinggi dari air akan memberikan tekanan hydrostatic tambahan dan dampak filtrasi yang lebih baik dalam menahan longsoran.
  3. Penggunaan Polymer akan menimbulkan suspensi pasir dan lempung yang lebih lama dari mud water, sehingga tiang bisa terhindar dari potensi soft toe. Walaupun demikian, jeda waktu selesai pengeboran dan awal pengecoran harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terbentuknya filler cake yang berpotensi mengurangi tahanan geser tiang bor.
  4. Penggunaan Polymer akan menimbulkan proses pengendapan pasir dan lempung yang lebih cepat dari pada mud atau bentonite, selanjutnya endapan ini bisa segera dibuang dengan cleaning bucket sebelum pengecoran.
  5. Pemakaian polymer akan membuat bonding beton dan tulangan lebih baik dan terhindar dari potensi gumpalan yang sering menempel pada besi tulangan.